Entri Populer
-
MANAJEMEN MUTU PARIPURNA PELAYANAN KESEHATAN Posted: October 21, 2009 by bidanpurnama in mutu pelayanan kebidanan MANAJ...
-
JAKARTA – Keberhasilan melaksanakan pembangunan kesehatan sebagai upaya mewujudkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu didukung denga...
HIPOGLIKEMIA PADA BAYI BARU LAHIR
A.PENGERTIAN
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/L)
B.PATOFISIOLOGI
Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena cadangan glukosa rendah.
Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir dimana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf pusat bahkan sampai kematian.
Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes mellitus
Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, gangguan pernafasan.
C.DIAGNOSIS
Anamnesis :
Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi, gangguan pernafasan
Riwayat bayi prematur
Riwayat besar untuk masa kehamilan (BMK)
Riwayat bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
Riwayat bayi dengan penyakit jantung bawaan
Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia :
-Bayi dari ibu diabetes mellitus (IDM)
-Bayi yang besar untuk masa kehamilan, Large for Gestational Age (LGA)
-Bayi yang kecil untuk masa kehamilan, Small for Gestational Age (SGA)
-Bayi prematur dan lewat bulan
-Bayi sakit atau stress (Respiratory Distress Syndrome(RDS), hipotermia)
-Bayi puasa
-Bayi dengan polisitemia
-Bayi dengan eritroblastosis
-Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya steroid, beta – simpatomimetik dan beta blocker
D.GEJALA KLINIS / PEMERIKSAAN FISIK
Gejala hipoglikemi : tremor, jitteri, keringat dingin, letargi, kejang, distress nafas.
Jitteriness
Sianosis
Kejang atau tremor
Letargi dan menyusui yang buruk
Apnea
Tangisan yang lemah / bernada tinggi
Hipotermia
Respiratory Distress Syndrome (RDS)
E.DIAGNOSIS BANDING
Insufisiensi adrenal, kelainan jantung, gagal ginjal, penyakit susunan syaraf pusat (SSP), sepsis, asfiksia, abnormalitas metabolik (hipokalsemia, hiponatremia,hipernatremia, hipomagnesemia, defisiensi piridoksin ).
Penyulit :
Hipoksi otak
Kerusakan sistem syaraf pusat
F.TATALAKSANA
a.Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama :
Periksa kadar glukosa saat bayi datang / umur 3 jam
Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan
Kadar glukosa ≤ 45 mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia
Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari penganganan hipoglikemia selesai
b.Penanganan hipoglikemia dengan gejala
Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1 ml/menit
Pasang jalur IV D 10% sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa 6-8 mg/kg/menit)
Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg X 6 mg/kg/menit = 18 mg/menit =25920 mg/hari
Bila dipakai D 10% artinya 10 gr/100 cc, bila perlu 25920 mg/hari atau 25,9 gr/hari berarti perlu 25,9 gr/10 gr X 100 cc = 259 cc D 10%/hari
Atau cara lain dengan Glucosa Infution Rate (GIR)
Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5%, bila lebih dari 12,5% digunakan vena sentral.
Untuk mencari kecepatan infus glukosa pada neonatus dinyatakan dengan GIR
Kecepatan infus (GIR) = glucosa infus rate
GIR (mg/kg/menit) = kecepatan cairan (cc/jam) X konsentrasi Dextrose (%)
6 X berat (kg)
Contoh : berat bayi 3 kg umur 1 hari
Kebutuhan 80 cc/jam/hari = 80 X 3 = 240 cc/hari = 10 cc/ jam
GIR = 10 X 10 (Dextrose 10 %) = 100 = 6 mg/kg/menit
6 X 3 18
Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti di atas
Bila kadar glukosa 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :
-Infus D 10% diteruskan
-Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
-ASI diberikan bila bayi dapat minum
Bila kadar glukosa ≥ 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan
-Ikuti petunjuk bila kadar glukosa sudah normal (lihat ad b)
-ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus diturunkan pelan-pelan
-Jangan menghentikan infus secara tiba-tiba
c.Kadar glukosa darah < 45 mg/dl tanpa gejala :
ASI diteruskan
Pantau, bila ada gejala manajemen seperti di atas
Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
-Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi (lihat ad b)
-Kadar 25-45 mg/dl, naikkan frekuensi minum
-Kadar ≥ 45 mg/dl, manajemen sebagai kadar glukosa normal
d.Kadar glukosa normal
IV teruskan
Periksa kadar glukosa tiap 12 jam
Bila kadar glukosa turun, atasi seperti di atas (lihat ad b)
Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap 12 jam, bila 2 kali pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran dihentikan.
e.Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)
Konsultasi endokrin
Terapi : kortikosteroid hydrocortisone 5 mg/kg/hari 2X/hari IV atau prednisone 2 mg/kg/hari per oral, mencari kausa hipoglikemia lebih dalam
Bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain : somatostatin, glukagon, diazoxide, human growth hormon, pembedahan (jarang dilakukan)
Langganan:
Postingan (Atom)